Suamiku sedang memotong rumput untuk para kelinci. Alexa
asik mengejar-ngejar kelinci. Aku, si ibu yang sibuk dengan kamera layaknya
paparazi.. memotret Alexa dengan berbagai macam polahnya yang menggemaskan.
Hei apa itu..? seekor anak kucing mengikuti seorang ibu dan
anaknya yang akan bepergian. Ibu itu berusaha mengusir anak kucing itu agar tak
mengikutinya kemana pergi. Hop. Aku menghadang anak kucing itu. Menirukan suara
mengeong supaya ia mendekat padaku. Anak kucing itu sangat ramah dan lucu. Dia
suka bermain-main. Oh lihat betapa kotor , kurus dan tak terawatnya dia. Anak
kucing itu berbelok kerumah kami, memanjat sepeda roda Alexa yang sudah tak
terpakai. Mengawasi para kelinci yang berlarian dan melompat kesana kemari.
Anak kucing itu penuh rasa ingin tahu.
Alexa sangat senang melihat ada anak kucing. Dia mendekati
anak kucing itu. Seperti biasa , dia menyentuh, membelai dan ingin menggendong
anak kucing itu. Tapi tidak , “ Jangan dipegang ya nak, nanti dia nggak mau
pergi, kasihan tapi kita nggak bisa pelihara kucing “ Aku mengingatkannya. Oh
sungguh, hatiku tersentuh tapi aku rasa aku belum sanggup memelihara makhluk
berbulu yang imut itu..
Alexa menurut, tapi hanya sebentar. Anak kucing itu justru seolah
mengajaknya bermain.. Dia berdiri dengan kaki belakangnya dan dengan kedua kaki
depannya anak kucing itu menangkap tangan , dan juga rok Alexa.. Mengajak Alexa
bermain-main. Alexa duduk mengawasi si anak kucing, dari wajahnya jelas
terlihat dia ingin sekali bermain dengan anak kucing itu. Kali ini anak kucing
itu bermain-main dengan rambut Alexa yang tergerai.
Oh.. sangat menggemaskan . Sekarang akupun ingin menggendong
anak kucing mungil itu. Alexa tertawa-tawa senang. Sambil terus memuji kelucuan
dan kepintaran si anak kucing. Tangan mungilnya mulai menyentuh dan mengelus
bulu-bulu orange putih itu. Oh dan akupun sudah tidak peduli dengan
peringatanku tadi. Suamiku hanya mengawasi sambil tersenyum. Dia sudah membuat
peraturan untuk tidak memelihara kucing. Tapii...
“ Bunda, kita punya banyak binatang peliharaan ya.. kita
sudah punya anjing, kelinci.. tapi kita belum punya kucing bunda.. “ . Alexa
berkata sambil terus menatap anak kucing itu. Aku dan suamiku saling pandang ,
membelalakkan mata dan tersenyum. Oh.. itu belum terpikirkan oleh kami..
Memelihara anak kucing.. memimpikannya pun tidak pernah. Aku sebenarnya sangat
tidak tahan dengan bau kotoran kucing. Suamiku yang biasanya selalu membuang
kotoran dihalaman rumahku yang sering dijadikan toilet oleh para kucing. Tapi
kalau kami memeliharanya pasti dia tidak akan mau ikut campur lagi. Aku tak
bisa membayangkannya kalau aku yang harus membersihkan kotoran kucing.
Alexa mengambil kardus bekas belanjaan kami tadi malam, melubanginya, supaya tidak pergi dan tetap bisa bernafas katanya. Terus mengajak anak kucing itu bermain dan berbicara. Anak kucing itu mengikuti kemana pun Alexa pergi. Dan para kelinci akhirnya
dimasukkan kedalam kandang mereka. Aku dan suamiku masuk kerumah.
Bercakap-cakap sambil menonton televisi. Alexa dan anak kucing itu tak berhenti
bermain. Huh, sebenarnya aku agak mengkhawatirkan kutu-kutu yang tampak ramai
berjalan-jalan di tubuh kurus anak kucing malang itu.
“ Sudah Alexa , biarkan pergi kucingnya.. Biar dia cari
ibunya.. Ayo Alexa cuci tangan terus tidur.. “ perintahku halus. Alexa menurut.
Masuk dan mencuci tangannya.. Lalu datang dan memelukku. “ Bunda, kenapa ayah bilang kita nggak boleh pelihara kucing ?
Alexa kan sayang kucing..” Alexa protes. “Ya .. karena kita nggak punya uang
untuk membeli makannya dan bunda nggak tahan membersihkan kotorannya yang bau.
Alexa kan belum bisa merawatnya.. dan kita sudah punya Chiko kan..” Aku mencoba
memberinya pengertian. “ Tapi Alexa pengen kucing.. “ Alexa merajuk..
Aku menggendongnya ketempat tidur. Lalu dia tak henti menceritakan anak kucing itu sampai tertidur.
Aku menggendongnya ketempat tidur. Lalu dia tak henti menceritakan anak kucing itu sampai tertidur.
Tak terlalu lama seperti biasanya Alexa pun terbangun.. Dia
lalu membuka pintu dan membuka kardus didepan pintu.. Anak kucingnya tidak ada..Ada raut sedih diwajah Alexa. "Kucing.. kembali.. Kucing.. kembali.. " Berulang-ulang Alexa memanggil. Tak lama wajah imut berbulu itu pun muncul dari belakang kandang kelinci.. Olala... ternyata anak
kucing itu tidak mau pergi. Alexa bersorak senang.
Aku mulai merasa iba dan juga bimbang.. Aku menatap wajah suamiku. Dan suamiku tak
disangka berkata :” Ya sudah, tanggung jawab tapi ya.. urusi sendiri
kotorannya.. “ Akupun terlonjak, entah kenapa aku merasa senang, padahal sesaat
lalu aku benar-benar tidak menginginkannya. Sepertinya mata berkilau anak
kucing dan anak manusia satu itu menghipnotisku.
Baiklah.. akhirnya aku menyerah. Aku mengangkat anak kucing
itu, menyalakan air keran, mengambil sabun bayi dan memandikan anak kucing itu
serta membersihkan kutu-kutunya.. lalu mengeringkan sambil terus menangkap satu
persatu kutu-kutu nakal yang selama ini menjadi parasit ditubuh anak kucing
malang itu. Kemudian membawanya masuk kedalam rumah. Oh.. tentu saja Chiko
menggonggong, ’menangis’ dan terus berisik.. Dia sangat cemburu kalau ada
binatang lain yang masuk kerumah. Sepertinya dia ingin hanya dia yang disayang.
Perlahan, aku berusaha mendekatkan anak kucing itu kepada
Chiko, bagaimanapun mereka harus saling mengenal dan menerima dulu, aku tidak
ingin kalau tiba-tiba Chiko melukai makhluk kecil itu. Tapi OMG.. lihatlah..
Anak kucing itu seperti menemukan induknya.. Dia terus mencari puting susu ,
tentu saja tidak ada, Chiko adalah anjing jantan. Chiko seperti kebingungan
tapi dia tidak berusaha mengusir atau menggigit anak kucing itu, dia hanya
berusaha menghindar.. tapi anak kucing itu terus mengikutinya.. suara purr-nya
begitu keras.. dia tampak sangat ingin menyusu dan mencari kehangatan pada
tubuh Chiko yang akhirnya hanya pasrah dadanya dihisap anak kucing itu.. Pemandangan
yang menggelikan.. hahaha..
Untunglah anak kucing itu sudah bisa makan , aku memberinya
ayam rebus dan susu kucing..Kami belum memberinya nama.. tapi akhirnya kami memelihara
seekor anak kucing..Dia datang menyentuh hatiku.. Dia menyentuh hati kami. Makhluk kecil yang lembut.
Malam itu anak kucing itu tidur ditempat yang hangat , dengan badan segar dan perut kenyang.. Semoga kau berbahagia bersama kami kucing kecil yang cantik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar