Translate

Selasa, 04 Mei 2021

Ikan Gurame Saus Padang

Yummy..!

Hallo semua, hari ini aku masak menu istimewa. Gurame Saus Padang.. Hmmm..! Akhirnya panen ikan Gurame dari kolam sendiri. Karena ikannya segar, rasanya jadi nikmat sekali. Alexa dan suami bilang enak sekali. Senangnya..

Sebelumnya aku bercerita tentang Kolam Ikan Gurame di Sebelah Kamar. Nah, sekarang simak resepnya yuk! Bisa jadi alternatif menu buka puasa nih..

Bahan:

2 ekor ikan Gurame ukuran besar, cuci dan bersihkan

2 siung bawang putih, cincang

1/2 buah bawang bombay, iris tipis

1 batang bawang daun, potong-potong

7 buah cabai merah keriting, atau secukupnya, haluskan.

1/2 ruas jahe, geprek kemudian cincang. (Aku kurangi setengahnya karena suami kurang suka rasa jahe yang kuat)

1 sendok makan saus tiram

2 sendok makan saus sambal (aku pakai 1 sendok makan)

3 sendok makan saus tomat (aku pakai 1 sendok makan)

1 buah tomat (opsional) masukkan dalam air panas sebentar agar mudah dikupas kulitnya kemudian cincang.

1/2 sendok teh gula

Sedikit lada

Sedikit air

Minyak untuk menggoreng ikan dan menumis bumbu

Garam secukupnya

Cara Membuat:

1. Goreng ikan yang sudah dibersihkan dengan minyak yang cukup banyak. Jangan dibalik jika belum kering. Balik sekali saja agar ikan tidak menyerap minyak.

2. Jika sudah kecoklatan atau keemasan, angkat. Taruh di piring.

3. Tumis bawang putih dan jahe yang sudah dicincang sampai harum.

4. Masukkan bawang bombay, cabe halus, tomat, dan daun bawang. Tumis sampai bumbu matang.

5. Beri sedikit air.

6. Masukkan saus tiram, saus tomat, saus sambal dan lada.

7. Masukkan gula. Aduk rata.

8. Cicipi, kemudian tambahkan sedikit garam atau kaldu bubuk. Koreksi rasa. Angkat.

9. Siram saus ke atas ikan goreng. Sajikan.

Tips.

Terkadang ikan air tawar berbau lumpur atau ikan yang kurang segar berbau amis, untuk menghilangkan baunya, lumuri ikan yang sudah dibersihkan dengan air jeruk nipis dan garam. Diamkan beberapa saat. Bilas ikan dengan air bersih. Lalu lumuri lagi dengan air jeruk nipis dan garam lagi untuk memberi rasa. Ikan siap diolah.

Mudah dan lezat kan? Selamat mencoba ya..



 




Kolam Ikan Gurame di Sebelah Kamar

Hallo!


Aku mau cerita nih, beberapa bulan lalu, kami merenovasi bagian belakang rumah menjadi dapur. Ternyata cukup luas juga ukurannya. 

Akan tetapi, hampir semua aktivitas kami adalah di ruang tamu yang merangkap ruang keluarga. Jadi ruang dapur ini terasa terlalu luas dan akhirnya malah jadi semacam gudang. 

Ruang yang sering kosong dan terasa gelap ini akhirnya malah jadi masalah. Kucing-kucing sering bandel pee dan poop di area itu. Nggak nyaman dan melelahkan kan?

Aku punya rencana: membagi dua area dapur dengan cara menaikkan level di area yang biasa dipakai memasak, sedangkan area yang kosong dibuka atapnya lalu dibuat taman kecil dengan kolam di sisi dekat jendela kamar. Sepertinya menjanjikan.

Sebelum sempat aku membicarakan dengan suami, ternyata suami malah lebih dulu menyampaikan ide.

"Dik, gimana kalau bagian dapur itu Abang buat kolam?" Wah, gayung bersambut nih, pikirku.

"Oh, ya sudah, pas banget Adik memang sedang berencana membuat kolam!", jawabku bersemangat.

Tak kalah bersemangat, esoknya suami langsung membeli bahan dan alat membuat kolam. Namun, tak seperti yang kubayangkan. Ternyata kolam yang dibuat oleh suami adalah kolam seukuran setengah dapur penuh, dan bukan kolam cantik seperti yang kuinginkan.. OMG!

"Bang.. Kok besar banget?" tanyaku bingung.

"Iya.. Memang.. Kan biar muat banyak ikannya."

"Ikan apa? Adik pikir kolam cantik dengan ikan-ikan Koi dan bunga Lotus. Kenapa Abang nggak bilang kalau ternyata kolam terpal?" Aku masih takjub dengan apa yang kulihat.

"Habis nggak nanya, kan biasanya Adik nanya. Hahahaha.." Dia malah tertawa senang karena aku terkejut. Dasar! Begitulah, akhirnya ada kolam ikan Gurame Padang di samping kamar kami. Lucu juga. Hahaha..

Suamiku membeli benih ikannya secara online. Pertama dibeli 50 ekor, sayangnya banyak yang mati dalam perjalanan. Dugaan suami, pedagangnya dropship dari pedagang lain, sehingga jaraknya tidak sesuai yang diperkirakan suami. Ikannya terlalu lama diperjalanan dan stress atau kekurangan oksigen. 

Ikan yang tersisa pun satu persatu mati. Untungnya setelah diberi EM4 Perikanan, ikan-ikan jadi segar dan bertahan hidup. Ikan-ikan ini tumbuh pesat. Tak seberapa lama, ikan-ikan sudah terlihat besar.

Karena kapasitas kolamnya masih sangat besar, kami memutuskan untuk menambahkan benih lagi. Tak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali, suami membeli dari toko lain. 

Kali ini ikan-ikannya lincah dan lebih sehat dari sebelumnya. Hari demi hari kami perhatikan, ternyata benih yang kedua ini lbih lambat pertumbuhannya dibanding benih yang pertama.

Selera makannya pun berbeda, benih pertama lebih suka makan pelet ikan, sedangkan benih yang kedua lebih suka dedaunan, terutama daun senthe (keladi besar). Kemungkinan karena habitat awalnya berbeda. 

Rencana awalnya, kami akan pesta ikan saat malam tahun baru, yang kira-kira enam bulan sejak benih ditabur. Nyatanya, kami merasa sayang karena ukurannya yang masih belum sebesar yang diinginkan. Alexa selalu bilang: "Tunggu ikannya sebesar tangan ayah!" Hahaha... Batal deh..

Warna ikan Gurame Padang oranye cantik,  menyenangkan untuk dilihat. Selain itu, di kolam ini juga ditanami kangkung. Mengamati ikan-ikan berenang sembari terkadang melompat untuk memakan daun-daun kangkung yang segar cukup menenangkan pikiran yang penat setelah bekerja.

Daun-daun kangkung yang ditanam tanpa pestisida dan pupuk kimia sangat segar untuk dikonsumsi. Rasanya sangat berbeda dengan jika kita membelinya di pasar. 

Rasa dan bau khas kangkungnya yang biasanya kuat jadi lebih ringan, lebih segar dan renyah. Tentunya lebih sehat. Menyenangkan sekali.

Beberapa kali kami akan memanen ikannya namun masih merasa sayang. Kami bertanya-tanya, apakah kami akan terus memelihara ikannya tanpa memanennya?

Hari ini, aku iseng mengangkat jaring yang dipasang oleh suami sebagai perangkap. Wuahh.. ada beberapa ikan yang terperangkap di jaring. Tetapi, hanya dua yang akhirnya dimasak. Soalnya yang lain masih belum cukup besar, sehingga harus kami lepaskan lagi di kolam. 

Hmm.. masak apa ya enaknya?

Simak Resep Ikan Gurame Saus Padang berikut ini ya.. Bisa jadi ide buka puasa hari ini.        







Jumat, 09 April 2021

CARA MEMBUAT TAPE SINGKONG


Tapai singkong.. Mmmm...! Hampir semua orang Indonesia suka tapai singkong. Dimakan langsung, digoreng, untuk campuran minuman yang segar, bahkan dibuat menjadi kue-kue lezat. Hampir semua ibu pernah mengolah makanan khas Indonesia satu ini. Akan tetapi tak banyak yang tahu cara  membuatnya.

Padahal membuat tapai singkong sangat mudah loh.. Namun, jika tak tahu triknya bisa juga gagal. Bukannya menjadi tapai yang manis dan legit, singkong malah asam atau membusuk. Hmmm.. bagaimana ya? Tenang..! Simak resep dan tips di bawah ini. Dijamin anti gagal!

Bahan: 

1 kilogram singkong

1 buah ragi tapai

Daun pisang untuk alas dan tutup (opsional)

Cara membuat :

1. Kupas dan cuci bersih singkong lalu potong-potong sesuai selera.

2. Kukus singkong hingga matang. Sesukupnya saja , jangan sampai terlalu matang da hancur.

3..Setelah singkong matang, dinginkan.

4.Hancurkan ragi sampai halus.

5. Balurkan ragi ke seluruh permukaan singkong yang sudah dingin sampai rata.

6. Taruh daun pisang di dasar baskom atau wadah apa saja. Masukkan singkong yang sudah diberi ragi tadi. Tutup atasnya dengan daun pisang lagi. Kemudian tutup dengan penutup baskomnya. Tidak usah terlalu rapat.

7. Simpan di tempat yang aman. Jangan dibuka hingga 2 hari masa fermentasi.

8. Setelah 2 hari, tapai sudah jadi. Pindahkan ke dalam kulkas untuk memperlambat fermentasi. Atau bisa dilanjut masa fermentasi 1 hari lagi jika menginginkan tape yang lebih berair.

Tips:

Pastikan tangan, peralatan dan wadah sangat bersih ketika membuat tapai. Tidak boleh terkena garam, minyak dan mungkin sisa sabun saat mencuci tangan dan peralatan.

Mudah kan? Selamat mencoba. Jika ada pertanyaan atau komentar, silakan menulis di kolom komentar. Terima kasih

Minggu, 28 Februari 2021

Pindang Patin Bening



Saat aku dan suami masih pacaran, kami makan di sebuah kedai pempek Palembang. Di sana ada berbagai jenis pempek dan menu lainnya. Tapi aku sangat tertarik dengan pindang patinnya. Pindang patin yang rasanya asam manis pedas, sangat menggugah selera. Rasanya puas dan ketagihan. 

Saat sudah menikah, sering kali aku mengajak suami makan ke kedai itu, tetapi suami hampir selalu menolak. Mahal katanya, terang saja, soalnya dia selalu  kalap kalau makan di tempat itu. Pindang patin, tekwan, semua jenis pempek, plus es kacang merah, semua dia sikat hahaha..

Bisa saja sih aku pergi sendiri tanpa menunggu suami. Tapi rasanya tidak menyenangkan, apa lagi tempatnya cukup jauh dari rumah.

Browsing sana sini, akhirnya menu pindang patin hadir dan jadi menu andalan keluarga kami. Enak, sehat dan tentunya murah. Sebenarnya ada banyak varian pindang patin Palembang, suatu saat aku akan mencobanya juga.

Hari ini suami libur akhir pekan, pindang patin bening ini jadi pilihan untuk menu makan siang. Wah.. semua makan dengan lahap sampai nambah. Senangnya..

Aku pun memamerkan kreasiku di group alumni SMPku. Ternyata teman-teman tertarik dengan resepnya. Baiklah, sekalian aku menulis di blog. Semoga semua cocok dengan resepnya. Check it out!

Bahan :

1 ekor ikan patin

4 buah belimbing wuluh ( kalau tidak ada bisa diganti dengan asam jawa)

3 cm jahe, iris tipis (aku tidak pakai)

5 cm lengkuas, geprek

2 batang sereh, geprek

5 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya

garam secukupnya

kaldu ayam atau penyedap secukupnya, boleh skip

gula pasir 1 sendok teh

air untuk merebus, kira-kira sampai ikan patin terendam.


2 buah tomat, potong-potong

1 ikat kemangi, cuci bersih lalu siangi

2 batang daun bawang, rajang

10 buah cabai rawit utuh ( aku sedang sakit maag, jadi aku skip. ganti dengan irisan cabai merah keriting)

 

Bumbu halus : boleh diuleg atau dirajang

5 siung bawang merah

2 siung bawang putih

2 buah kemiri sangrai

5 cm kunyit

 Cara memasak:

1. Bersihkan ikan patin lalu potong-potong menjadi beberapa bagian

2. Rebus bumbu halus bersama sereh, lengkuas, jahe,cabai rawit dan daun jeruk.

3. Masukkan garam, kaldu bubuk dan gula pasir.

4. Setelah air mendidih, masukkan ikan patin dan belimbing wuluh. Masak sampai matang.

5. Cicipi, koreksi rasa.

6. Setelah ikan patin matang dan rasa sudah pas masukkan irisan tomat, daun bawang dan daun kemangi. 

7. Masak sampai layu. Angkat. Pindang patin siap dihidangkan.

Selamat mencoba!



 

 


 


Rabu, 13 Januari 2021

Pamer Gesits si Motor Listrik


Hallo..! 

Kali ini aku mau pamer motor baru, hehehe.. Bukan motor biasa, tapi Gesits si motor listrik. Ini bukan review ala-ala tabloid otomotif ya, jadi kalau mau tahu tentang spesifikasi dan lain-lainnya silahkan baca website resminya atau googling saja ya. Di sini, aku hanya mau cerita bagaimana rasanya naik motor buatan anak bangsa ini.

Kira-kira dua bulan yang lalu, motor suamiku mulai sering error. Kasihan juga kadang dia harus basah kuyup oleh keringat hanya untuk menghidupkan mesin motornya, padahal tiap pulang kerja dia sudah mengecek kondisi motornya sekaligus memperbaiki jika ada kerusakan. Tapi tetap saja, maklum motornya sudah lebih tua dari pada usia pernikahan kami. 

Mau dibawa ke bengkel pun, pasti akan menghabiskan banyak uang. Apalagi motor Yamaha Byson suamiku ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa berjalan dengan bahan bakar gas elpiji. Kurasa motor itu hanya suamiku yang bisa mengendarainya. Sedangkan motor Mio GT milikku juga sama usangnya. Lagi pula aku pun perlu menggunakannya untuk berbagai keperluan.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan untuk meminang si Gesits ini. Mengapa Gesits? Pertama karena lebih irit. Kedua, karena lebih ramah lingkungan. Si Gesits ini tidak bersuara layaknya motor berbahan bakar bensin, nyaris tidak ada suara, seperti di dalam sebuah mobil pribadi. Selain itu, bersih, motor ini tidak ada asapnya. Dengan bandrol harga 28 juta, motor ini cukup menjanjikan.

Kami suka tampilannya yang anggun dan futuristic dengan garis-garis yang cukup tajam. Body cukup kekar dan dudukannya nyaman. Speedometer juga sudah full digital. Menunjukkan kecepatan, suhu motor, indikator baterai, jarak tempuh. Bahkan bisa dikoneksikan dengan aplikasi Gesits di smartphone menggunakan bluetooth untuk mengaktifkan navigasi merekam aktivitas Gesits.

Sayangnya, motor listrik ini tidak bisa dibawa pergi jauh. Itu karena belum tersedianya statiun pengisian listriknya, baterai cadangannya pun cukup mahal. Yaitu seharga 7 jutaan. Jadi, tujuan membeli motor ini memang rencananya adalah untuk suami pulang pergi ke kantor saja. 

Untungnya atasan sekaligus pemilik perusahaan di mana suamiku bekerja sangat antusias terhadap teknologi ramah lingkungan. Sehingga suami pun mendapat izin untuk mengisi baterai motornya di kantor. Jadi belum perlu membeli baterai cadangan. Puji Tuhan..

Sepulang kerja di hari pertama si Gesits tiba, suamiku mengajakku dan Alexa menjajal performa motor ini. Sekalian jajan sate kambing Madura lah.. Belinya pun pilih tempat yang agak jauh. 

Saat pertama kali motor dinyalakan.. Wuingg..! Hanya suara yang terdengar robotic. Motor melaju tanpa suara.. menggelinding mulus sekali. Mengingatkanku pada film-film robot masa depan. Pasti menyenangkan sekali jika semua kendaraan di jalanan sudah menggunakan teknologi ini. Tak ada lagi asap yang mengganggu maupun suara bising yang memekakkan telinga.

Sepanjang perjalanan orang-orang memandang motor kami, maklumlah masih langka orang yang memiliki kendaraan ini. Melewati kebun-kebun yang gelap terasa sekali kesunyian di sekitar. Untungnya lampunya sangat terang sehingga kita bisa melihat jalan dengan jelas.

Setelah mendapatkan Sate Madura yang kami inginkan, kami pun pulang. Pulang pergi kira-kira menempuh jarak 20 km, baterai tersisa sekitar 50 persen. Sementara perjalanan ke kantor suami sekitar 30 km. Aku berharap baterai ini awet sampai tiba masanya kami mampu membeli baterai cadangan. Sehingga suamiku tidak memerluan kekuatan doaku untuk sampai ke kantor dengan selamat tanpa mogok hahaha.. 

Berkendara dengan si Gesits begitu menyenangkan. Bagaimana? Tertarik memiliki si Gesits juga?




Kamis, 31 Desember 2020

Malam Tahun Baru 2021


 Selamat Tahun Baru 2021. Hanya aku yang masih membuka mata. Semua makhluk kaki 2 dan kaki 4 di rumah ini sudah jalan-jalan ke pulau mimpi. Agak terlalu sore tadi mulai bakar-bakar satenya. 


Selesai bakar-bakar, suami duduk diam aja, muka kelihatan kayak kesel atau ada yang dipikirkan. Kenapa nih orang?


" Abang capek?" 


" He'e" Aku pijitin tangannya..


" Abang, kita lupa nggak beli terompet ya.. Biasanya Abang sudah rame sama Alexa niup terompet"


" Iya ya", sambil masih mijitin tangan. Terus pindah elus-elus punggung.


" Abang tahun baru kali ini kelihatan nggak happy, ada yang dipikirin?"


" Enggak. " Lalu hening. 


Nggak lama dia berdiri terus mukanya kayak hampa gitu. Terus ngeluh, menghela nafas.


" Perut kenyang banget.. Mau nunggu turun tapi ngantuk.. Mau tidur tapi perut nggak enak, kekenyangan."


" Hahahaha..! Pantes, muka gitu amat. Adek kira Abang lagi kesel atau lagi nggak happy 😅"


" Ya, habiss.." Ketawa doang dia..


" Nonton Tayo sana sama Alexa"


" Ngantuk"


Langsung menggeletak di tempat tidur. Alexa menyusul. Kemudian hening. Dua-duanya tertidur. 😂😂

Selasa, 22 Desember 2020

NASI LIWET SUNDA




Orang Sunda tentu tidak asing dengan nasi liwet. Tapi orang Solo punya nasi liwet versinya sendiri.   Kedua jenis nasi liwet ini rasanya gurih. Aku sebagai orang Jawa yang lahir dan dibesarkan di Sumatera, nggak kenal dengan kedua versi nasi liwet itu. 

Nasi liwet yang kami kenal adalah nasi yang dimasak dengan meggunakan periuk atau disebut juga nasi aru atau aron atau karon. Biasanya orang memasak nasi memakai periuk sebelum kemudian dipindah ke dalam kukusan. Nah kalau nasinya tidak dipindah ke dalam kukusan, kami akan mengecilkan api sehingga nasi akan matang secara perlahan. Itu kami sebut nasi liwet. Tidak ada rasa gurih sama sekali karena komposisinya hanya beras dan air.

Nah, yang saat ini sedang trend adalah nasi liwet khas Sunda. Nasi yang gurih rempah dan cara menyantapnya yang unik dan seru. Menggelar selembar daun pisang dan menyantapnya beramai-ramai menambah keakraban.Tak heran jika nasi liwet jadi menu favorit saat acara kumpul-kumpul. Ngaliwet kini terkenal tak hanya di Tanah Pasundan, bahkan juga ke Pulau Sumatera. Ngaliwet jadi simbol kebersamaan. 

Resep Nasi Liwet kita kali ini kuperoleh dari orang Sunda Asli ya.. Rasanya mantap. Terima kasih kepada almarhumah Amih.

Bahan :

1 liter beras, cuci bersih

1 ons teri palembang, bisa diganti teri apa saja.

2 batang serai, geprek

5 lembar daun salam, cuci bersih

5 siung bawang merah, iris tipis

3 siung bawang putih, geprek dan cacah.

1/2 sendok teh lada putih bubuk atau sesuai selera

Secukupnya garam

Sekukupnya kaldu bubuk

Minyak untuk menumis


Sayuran : buncis/ kacang panjang/ jantung pisang rebus untuk campuran nasi

Pelengkap : Sambal, ikan asin, tahu/ tempe/ ikan/ ayam goreng, lalapan


Cara Membuat :

1. Tanak nasi dalam magicom atau dalam periuk.

2. Sambil menunggu nasi matang, goreng teri.Sisihkan.

3. Pakai minyak sisa menggoreng teri untuk menumis bawang merah, bawang putih, sereh dan daun salam sampai harum.

4. Setelah nasi matang masukkan tumisan bumbu beserta minyaknya.

5. Masukkan teri, garam, lada bubuk dan kaldu bubuk. Masukkan juga sayuran jika suka.Sayuran yang aku tulis di atas adalah jenis yang aku suka. Mungkin bisa juga memakai sayuran yang lain.

6. Aduk rata. Tekan tombol cook pada magicom, atau masukkan ke dalam kukusan. Masak sampai matang.

7. Sajikan di daun pisang bersama menu pelengkap.


Mudah kan? Oh ya karena masih pandemi, lebih baik ngeliwetnya bersama keluarga inti saja ya. Supaya tetap fun dan aman. :)


Arisan bersama teman-teman KKMK Arnoldus

Potluck nasi liwet dan kawan-kawan. Lauk pauknya melimpah :)


Ngaliwet bersama sahabat. Kangen euyy!

Ikan Gurame Saus Padang